Senin, Mei 19, 2008

untuk kaum hawa

  1. Untuk membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan.
    Untuk mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.
  2. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan.
  3. Untuk mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
  4. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, Dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
    Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati anda Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda membutuhkan pertolongan, Akan senantiasa ada tangan terulur.
    Dan dengan bertambahnya usia anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, Satu untuk menolong diri anda sendiri, Dan satu lagi untuk menolong orang lain.
  5. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
  6. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di mana cinta dapat berkembang.
    Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, Tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. Dari situs tetangga..(dudung.net)

Minggu, Mei 18, 2008

Keajaiban Angka 19

Pada surah ke-74 (Al Mudatsir) ayat : 30-31, yang artinya sbb : “Yang atasnya ada sembilanbelas. …….., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”.Keajaiban angka 19 di dalam kitab AlQur’an ini pertama kali ditemukan seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa. Hasil penemuannya ini didemonstrasikan ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London pada tahun 1976 . Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :
“Bismillaahirrahmaanirraahiim” (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) sebagai pembuka setiapsurat dalam Al Qur’an ternyata terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1 ).
Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.
Kata dalam Al Qur’an
Jumlah
Kelipatan 19
Ismi
19
19 X 1
Allah
2.698
19 X 142
Arrahman
57
19 X 3
Arrahim
114
19 X 6
Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).
Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114surat (atau 19 X 6 ).
Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah lagi ditemukan disurat ke-27 ayat : 30.
Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.
============ surat ke : 9, 10, 11, 12, ………………., 25, 26, 27======= urutansurat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.
Surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’. Jika nomorsurat (27) dan nomor ayatnya (30) dijumlahkan , yaitu 27 + 30 = 57. Hasilnya merupakan kelipatan angka 19(atau 19 X 3 ).
Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai darisurat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18 ).
Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )
Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2 ).
Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3 ).
Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19X1).
Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112, Al Ikhlas)
Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.
=========== surat ke : 114, 113, 112, 111, ………………., 98, 97, 96======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.
Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari belakang”.
Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai darisurat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105 ).
Bagian tengah-tengah Quran jatuh padaSurat ke-18 (Al Kahfi) ayat : 19 (atau 19 X 1 ).
Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buahsurat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buahsurat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :
= surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat= surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayatApabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )
== surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat== surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat== surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat== surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat== surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayatApabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).
Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta-‘aat”. 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.
14 macam kombinasi huruf adalah :1. Alif, lam, mim2. Kha, mim3. Alif, lam, ro’4. Alif, lam, mim, ro’5. Tho’, sin6. Tho’, sin, mim7. Ya’, sin8. Nun9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod10. Alif, lam, mim, shod11. Shod12. Qof13. Ain, sin, qof14. Tho’, ha’
Ke - 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14), banyaknya kombinasi (14), dan jumlahsurat (29), maka hasilnya: 14 + 14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).
Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat padasurat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Jumlah kata‘Nun’
kelipatan 19
68
133
19 X 7
Surat ke-42 dansurat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada keduasurat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.
Surat ke
Jumlah kata ‘Qof’
kelipatan 19
42
57
19 X 3
50
57
19 X 3
Jumlah
114
19 X 6
Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut padasurat ke-42 merupakan kelipatan 19.
Surat ke
‘Ain’
‘Sin’
‘Qof’
Total
kelipatan 19
42
98
54
57
209
19 X 11
Surat ke-36 (Yasin) diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut padasurat ke-36 merupakan kelipatan 19.
Surat ke
‘Ya’
‘Sin’
Total
kelipatan 19
36
237
48
285
19 X 15
Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut padasurat ke-13 merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Alif’
Lam
Mim
Ro
total
kelipatan 19
13
605
480
260
137
1482
19 X 78
Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut padasurat ke-7 merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Alif’
Lam
Mim
Shod
total
kelipatan 19
7
2529
1530
1164
97
5320
19 X 280
Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut padasurat ke-19 merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Kaf
Kha
Ya
Ain
Shod
total
kelipatan 19
19
137
175
343
117
26
798
19 X 42
Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketigasurat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Jumlah kata Shod
kelipatan 19
7
97
-
19
26
-
38
29
-
Jumlah total
152
19 X 8
Ada hal yang menarik, yakni padasurat ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya padasurat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.
Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Kha
Mim
Jumlah
kelipatan 19
40
64
380
-
-
41
48
276
-
-
42
53
300
-
-
43
44
324
-
-
44
16
150
-
-
45
31
200
-
-
46
36
225
-
-
Jumlah
292
1855
2147
19 X 113
Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Alif
Lam
Ro
total
kelipatan 19
10
1319
913
257
2489
19 X 131
11
1370
794
325
2489
19 X 131
12
1306
812
257
2375
19 X 125
14
585
452
160
1197
19 X 63
15
493
323
96
912
19 X 48
Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke
Alif
Lam
Min
total
kelipatan 19
2
4502
3202
2195
9899
19 X 521
3
2521
1892
1249
5662
19 X 298
29
774
554
344
1672
19 X 88
30
544
393
317
1254
19 X 66
31
347
297
173
817
19 X 43
32
257
155
158
570
19 X 30
Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.
Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.
Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin
Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Perhatikanlah hubungan berikut ini :
Surat ke
Awal-an
tho
ha
sin
mim
Jumlah (kelipatan 19)
19
kaf,ha,ya,’ain,shod
x
175
x
x
20
tho, ha
28
251
x
x
26
tho, sin, mim
33
x
94
484
27
tho, sin
27
x
94
x
28
tho, sin , mim
19
x
102
460
Jumlah
107
426
290
944
1767 (19X93)
Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :
Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).
Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni ‘Maha Awal dan Maha Akhir’ (Surat ke-57 ayat : 3).
Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang ‘Maha Esa’ (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu ‘Maha Besar’.
Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
Kerangka manusia yaitu : - tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. (Referensi: “Atlas Anatomi”, Prof. Dr. Chr. P. Raven).
Jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:
jari kelingking ==> ada empat ruasjari manis ==> ada empat ruasjari tengah ==> ada empat ruasjari telunjuk ==> ada empat ruasjari jempol (ibu jari) ==> ada tiga ruas———————– +( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas
Wallahu a’lam bissawab.
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.” (15 ayat 9)“Yang tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (41 ayat 42)“Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang benar dengan yang salah.” (86 ayat 13 )“Dan bacakanlah apa yang diwahtukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran). Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.” (18 ayat 27)

Sabtu, Mei 10, 2008

Rahsia dan Nikmat disebalik erti "SABAR".

MAKSUD "sabar" dalam konteks amalan batin ialah menahan hawa nafsu daripada dipengaruhi oleh sebarang gelora atau kegemparan hati atau tekanan jiwa atau perasaan atau rangsangan yang menimbulkan rasa marah atau berontak, resah- gelisah, tidak rela, sugul, kecewa atau putus asa, akibat daripada pengalaman menghadapi kesusahan, ketidak- selesaan atau sesuatu keadaan yang tidak disukai atau tidak diingini.

Kesabaran itu harus meliputi empat tindakan, iaitu:

* tabah dan tekun dalam mengerjakan taat atau ibadat kepada Allah;
* menahan diri daripada melakukan maksiat atau kemungkaran;
* memelihara diri daripada dipukau oleh godaan dunia, nafsu dan syaitan;
* tenang / teguh hati menghadapi cubaan atau musibat.

Sabar yang demikian itu adalah suatu tuntutan dalam agama dan merupakan satu ibadah, malah segala ibadat itu didirikan di atas sabar, kerana dalam mengerjakan ibadat itu kita terpaksa menanggung kepayahan dan pengorbanan.

Malah, dalam segala lapangan, kita perlu bersabar dan menangani segala kesukaran dan rintangan yang dihadapi. Orang yang gagal bersabar tidak akan tercapai matlamat dan manfaat ibadatnya.

Antara tujuan kita disuruh mempertahankan kesabaran itu ialah:

Pertama, supaya dapat mengerjakan ibadat dengan tenteram dan dapat mencapai kesempurnaan dan seterusnya mencapai matlamatnya. Jika tidak bersabar, tekanan dan ekoran daripada pelbagai kesukaran atau daripada padah pelbagai musibat menjadikan kita keluh-kesah, lalu kehilangan punca kekusutan dan pertimbangan. Keadaan ini tentulah akan mengganggu konsentrasi dan penghayatan dalam kerja ibadat, khususnya. Kadang-kadang sampai tidak dapat meneruskannya.

Kedua, untuk mencapai kejayaan (kebajikan dunia dan akhirat).

Antara firman Allah Taala tentang hal ini ialah: "Dan Kami jadikan antara mereka itu pemimpin yang memberi pertunjuk dengan perintah kami ketika mereka bersabar". (QS. 32:24); "Mereka itulah orang- orang yang dibalas (dikurniakan) bilik (martabat yang tinggi di syurga) kerana mereka bersabar (menjunjung taat kepada Allah), dan mereka dialu-alukan di dalamnya
(syurga) dengan penghormatan dan ucapan salam kesejahteraan (oleh para malaikat)". (QS. 25:75); "Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu dicukupkan ganjaran pahala mereka tanpa batas". (QS.
39:10);

Allah Taala menganjurkan kita supaya bersabar. Firman-Nya
(mafhumnya): "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu
(melakukan taat dan menghadapi musibat), teguhkanlah kesabaran kamu, tetapkanlah kewaspadaan serta siap siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung (merebut syurga dan bebas dari neraka).
(QS. 3:200).

Apabila seseorang itu berjaya mempertahankan kesabarannya dalam keempat-empat keadaan tersebut di atas, maka tercapailah darjat istiqamah dan taat dengan mendapat ganjaran pahalanya yang besar. Orang itu tidak akan terjatuh ke jurang maksiat.

Saiyidina Ali Abu Talib k. a. w pernah bermadah, maksudnya: Jika engkau bersabar, takdir itu berlaku juga ke atas diri mu, tetapi engkau dikurniakan ganjaran pahala. Jika engkau tidak sabar pun, takdir tetap berlaku juga ke atas dirimu dan engkau berdosa.

DALAM konteks menghadapi ujian (qadhak) atau musibat atau mala petaka, seseorang hamba Allah itu, insya Allah, akan berjaya mengekalkan kesabarannya , jikalau dia sentiasa mengingati atau mengekalkan kesedaran tentang hakikat atau hikmat musibat itu, atau jika hamba Allah itu sentiasa menaruh sangkaan baik terhadap Allah Taala. Malah, dengan yang demikian, kesabaran dan keimanannya akan bertambah teguh.

Sebagai perbandingan tentang hakikat musibat itu, kita katakan ada seorang bapa yang melarang keras anaknya memakan sejenis makanan yang amat digemari oleh anaknya itu. Sebaliknya sang bapa itu memaksa anaknya memakan makanan biasa daripada bahan yang murah, walaupun dia cukup mampu membeli makanan istimewa yang menjadai kegemaran anaknya itu. Apakah penerimaan atau reaksi sang anak terhadap tindakan bapanya itu?

Dan apakah kata kita terhadap sang bapa itu? Mungkin ramai antara kita akan mengatakan sang bapa itu kedekut, bakhil, tidak bertimbangrasa dan sebagainya. Akan tetapi kita tidak harus menuduh sebarangan kepada sang bapa itu sebelum kita tahu apa tujuan dia bertindak demikian. Kita harus mencari sebab-musababnya.

Inilah tindakan wajar orang yang bersabar. Demikianlah antara cara kita berhadapan dengan keadaan yang tidak menyenangkan kita atau apabila menerima cubaan atau musibat yang ditakdirkan oleh Allah Taala ke atas diri kita. Kita tidak harus terus melenting marah atau kesal mengikut arus perasaan atau rangsangan nafsu dan syaitan, kerana kita tidak tahu rahsia hakikat dan hikmat di sebalik takdir itu.

Bandingannya, katakan kita tahu, tujuan sang bapa tersebut bertindak demikian adalah kerana anaknya itu sedang mengidap suatu penyakit yang mengikut doktor, sang anak itu akan menghadapi bahaya apabila memakan makanan kegemarannya itu.

Sekarang apa kata kita? Tidakkah tuduhan-tuduhan terhadap sang bapa tadi tergugur dengan sendirinya? Dan, sang anak itu pula, apa bila mengetahui tujuan bapanya itu, apakah wajar memarahi bapanya atau berkecil hati atau menyesali tindakan bapanya itu? Sekarang tentulah kita akan mengatakan, sang bapa itu adalah seorang bapa yang bertanggungjawab dan anaknya pula tidak sepatutnya menyesali tindakan bapanya yang demikian. Katakan lagi, sang bapa membawa anaknya itu ke hospital, lalu ditahan di wad hospital itu. Maka itu terpenjaralah sang anak di hospital, terpaksa berpisah dengan keluarga dan kawan-kawanya. Selain itu dia terpaksa minum dan menelan ubat-ubat yang pahit dan disuntik. Rawatan seterunya ialah pembedahan.

Pada zahirnya, sang anak itu menderita terseksa, tetapi apabila diyakini, bahawa 'seksaan' itu adalah untuk menyelamatkannya daripada ancaman dan seksaan sebenar yang berpanjangan daripada penyakit yang dihidapinya itu, maka 'seksaan' sementara itu seharusnya diterima dengan hati terbuka, penuh rela, tenang, dan sabar.

Demikianlah semestinya penerimaan kita terhadap musibat atau ujian drpd Allah Taala. Sebenarnya penyakit itu sendiri merupakan suatu cubaan atau musibah. Melalui penyakit, kita diuji oleh Allah Taala sejauh mana kesabaran dan keimanan kita, sejauh mana dan bagaimana usaha atau ikhtiar kita merawatinya, sama ada dengan cara yang bersendikan tawakal dan tafwid atau melibatkan perbuatan syirik, yakni bergantung kepada yang lain daripada Allah dan melakukan perkara-perkara mungkar yang lain.

Dan, kalau ditakdirkan usaha rawatan itu gagal dan penyakit itu bertambah tenat, maka itu adalah ujian yang lebih besar, khususnya kepada pengidap penyakit itu. Kalau penyakit itu akhirnya membawa maut, maka ujian itu melibatkan keluarga pula. Hikmat dan hakikat di sebalik apa yang ditakdirkan Allah itu, sama ada yang baik ataupun yang buruk, kita tidak tahu.

Sebab itu kita perlu bersabar menerima dan menanggungnya. Kita sebagai hamba Allah hendaklah menghadapinya dengan hati yang tenang, penuh kerelaan, penuh kesabaran; di samping berikhtiar mengatasinya dengan seberapa daya mengikut kemampuan kita sebagai manusia, hamba Allah.

Untuk mewujudkan kesabaran, kita hendaklah sentiasa menyedari, bahawa kadar dan waktu berlakunya kesusahan atau musibat itu adalah di bawah takdir Allah Taala yang maha berkuasa. Ketetapan kadar itu tidak bertambah atau berkurang dan waktunya tidak terdahulu atau terkemudian.

Dan, untuk memelihara atau mengekalkan kesabaran itu pula, kita hendaklah sentiasa mengingati bahawa kesabaran itu bakal dibalas dengan ganjaran kebajikan dan pahala yang disimpan khas oleh Allah Taala.

Demikianlah, kesabaran itu merupakan ubat yang paling pahit tetapi paling mujarrab.

Yakinlah, keberkatan daripada kesabaran itu membawa manfaat kepada kita sekali gus menolak mudarat daripada kita. Sebagai ubat, pahitnya hanya sesaat, tetapi manisnya berpanjangan. Wallahu a'lam.

===== Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami menerangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.

Dari Abdullah bin 'Amr R. A, Rasulullah S. A. W bersabda: " Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."

SIAPAKAH YANG DIMAKSUDKAN DENGAN LELAKI SOLEH

Lelaki Soleh dapat di definisikan sebagai seorang lelaki muslim yang beriman (mukmin), bersih dari segi zahir dan batinnya, mengambil makanan yang bersih dan halal(bukan dari sumber yang haram)serta sentiasa berusaha menjauhkan dirinya dari perkara perkara yang akan mendorong kearah maksiat dan menariknya ke jurang NERAKA yang amat dalam. Lelaki soleh juga ialah seorang lelaki yang sentiasa taat kepada Allah swt. dan RasulNya walau dimana sahaja mereka berada dan pada bila bila masa sahaja. Kesolehan dan keimanan seseorang tidak dapat dilihat dan diukur dari segi lahiriah semata mata kerana ianya adalah berkait rapat dengan masalah AKIDAH dan KEYAKINAN, kepada siapa dia menyerah keyakinan dan ketaatan dan sebaliknya. TAUHID merupakan dasar tertinggi dalam kehidupan yang harus sentiasa dipelihara kerana apabila tauhid tidak betul dan sempurna, maka seluruh amalan yang dilakukan adalah sia-sia sahaja. Apabila telah jelas kepada siapa kita memberikan perwalian dan terhadap pihak mana kita menolak kepimpinan, barulah Tauhid akan menjadi kenyataan dan berdiri dengan tegaknya dalam jiwa seseorang. Oleh yang demikian, jelaslah bahawa kesolehan seseorang lelaki itu tidak dapat dinilai dari segi lahiriah semata-mata. Ianya adalah lebih jauh dan mendalam dari itu senua. Antara hal-hal yang harus dilihat dan dikaji pada setiap individu muslim ialah perkara-perkara yang bersangkutan dengan keyakinan, tujuan dan pandangan hidup serta cita-cita dan jalan hidup seseorang itu.

KRITERIA-KRITERIA LELAKI SOLEH SEPERTI YANG DIMAKSUDKAN OLEH AL QURAN DAN AL HADIS.....

1. Sentiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.
2. Jihad Fisabilillah adalah matlamat dan program hudupnya.
3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cabaran dari Allah swt.
5. Ikhlas dalam beramal.
6. Kampung akhirat maejadi tujuan utama hidupnya.
7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
10. Solat malam menjadi kebiasaannya.
11. Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
12. Selalu berinfaq samaada dalam keadaan lapang mahupun sempit.
13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.
14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi munkarnya.
15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahsiaan.
16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi keboduhan manusia, sentiasa saling koreksi sesama ikhwan dan tawadhu penuh kepada Allah swt.
17. kasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.

Selain daripada ciri-ciri diatas, orang orang yang soleh juga merupakan insan insan yang senantiasa mendapat ujian dan cubaan daripada Allah swt. setelah para nabi nabi dan orang orang yang mulia. Mereka menghadapi segala ujian tersebut dengan hati yang tabah dan tetap teguh dalam keimanan serta pendirian. Mereka tidak mudah menyerah kalah dari keganasan dan tekanan musuh.

Tugas tugas dan kewajipan Lelaki Soleh........

1. Mencari nafkah ( belanja hidup)
2. Berjihad Fisabilillah.
3. Melindungi dan membela kaum yang lemah dan tertindas.
4. Memimpin, mendidik dan berlaku adil terhadap isteri.

1. MENCARI NAFKAH.......... Tugas mencari nafkah diberatkan kepada kaum Lelaki kerana kelebihan dalam penciptaannya yang berupa kekuatan fizikal dan akal fikirannya. Oleh itu Lelaki mampu untuk bekerja keras untuk mencari nafkah, memberi perlindungan dan pertahanan maruah kehidupannya terutama kepada keluarga, agama, bangsa dan agamanya. Inilah sebabnya lelaki diangkat menjadi pemimpin bagi kaum wanita. Oleh itu, seorang lelaki muslim, lelaki dan suami yang soleh, tidak akan melalaikan tugas ini. Ia wajib bekerja menurut apa sahaja kemampuannya. Dalam melaksanakan tugas ini, dia haruslah MEMBETULKAN NIATnya iaitu ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Dia tidak akan merasa MALU untuk melakukannya sebaliknya gembira dan berbangga terhadap pekerjaannya lebih lebih lagi perkara yang halal.

Lelaki soleh tidak akan lupa untuk mengingati hari akhirat tetapi menjadikannya sebagai tujuan yang utama. dia bekerja didunia untuk mencari keuntungan di akhirat, bukannya mengejar keduniaan semata-mata. Dengan cara ini, usahanya akan sentiasa berhasil dan berjaya didunia dan akhirat. Seperti kata ulama Salaf yang bermaksud; Wahai anak Adam! Juallah duniamu dengan akhirat, maka engkau akan UNTUNG semuanya, tetapi jangan engkau jual akhirat dengan dunia, maka engkau akan RUGI semuanya.

" Bagi orang orang yang telah mengerjakan kewajipan agamanya dengan baik, kemudian terasa penat dan letih pada malamnya, sehingga tidak dapat mengerjakan amalan amalan sunnah, maka Allah dan RasulNya memberikan jaminan dengan ampunan sepanjang malam yang dilaluinya dengan tidur yang nyenyak".

Inilah antara ganjaran yang akan dikurniakan kepada lelaki soleh yang mencari nafkah dengan bersungguh sungguh. Terdapat dua cara orang berusaha mencari nafkah seperti yang dianjurkan oleh ISLAM.

Pertama: Hendaklah ia tidak melalaikan tugasnya terhadap Allah swt. dan janganlah ia meninggalkan nilai nilai yang LUHUR.

Kedua : Hendaklah dilakukan dengan cara yang halal, bersih dan tidak membawa apa apa kemudaratan kepada orang lain dan tidak pula bertentangan dengan peraturan-peraturan umum.

Antara cara cara pencarian harta yang diharamkan oleh Islam ialah:

1. Riba,
2. Penimbunan barang barang yang menjadi hajat orang ramai,
3. Perjudian dan perdagangan minuman keras,
4. Berlaku penipuan dalam penimbangan dan penukaran barang,
5. Mencuri
6. Memakan harta orang lain dengan cara yang bathil seperti yang diterangkan dalam surah An Nisa 4, ayat 29.

2. BERJIHAD FISABILILLAH Jihad merupakan amal yang paling utama dan puncak ketinggian Islam. Tidak ada satu pun amalan soleh yang dapat menandingi Jihad. Orang soleh tidak sedikit pun merasa gentar dan takut apabila berjuang menegakkan agama Allah sebaliknya sentiasa tersenyum bangga menjadi seorang Pegawai Allah dengan gelaran paling indah iaitu MUJAHIDIN. Inilah yang dimaksudkan dengan lelaki soleh, yang mana pekerjaan utamanya membunuh atau terbunuh. Jika tidak terbunuh, maka ia mesti membunuh. Tidak terdapat alternatif lain kecuali satu antara dua 'YUQTAL AU YAGHLIB' yakni TERBUNUH atau MENANG.

3. MELINDUNGI DAN MEMBELA KAUM YANG LEMAH DAN TERTINDAS

Sememangnya sejak akhir-akhir ini golongan kafir senantiasa mencari peluang untuk menindas dan menakhluki negara-negara serta umat- umat Islam. Orang orang yang soleh haruslah peka dan bersedia untuk bertindak balas supaya umat-umat Islam tidak akan ditindas dengan sewenang-wenangnya oleh golongan tersebut.

" Wahai lelaki soleh...! tugas dan tanggungjawabmu bukanlah ringan, bayangkan langit dan gunung tidak mampu membawanya. Kamu sajalah yang akan tampil dan mampu menyelesaikan persoalan besar ini. Orang orang yang lemah dan sedang tertindas sentiasa menanti kehadiranmu. Mereka berdoa agar kamu segera tiba untuk menjadi pembela dan penolong bagi mereka."

Inilah laungan yang senantiasa terdengar daripada golongan golongan yang tertindas dan mengharapkan bantuan. Oleh itu lelaki yang soleh haruslah memainkan peranannya sebagai pembela agama sama ada secara langsung ataupun tidak langsung demi untuk mengekalkan kedaulatan agama Islam

4. MEMIMPIN DAN MENDIDIK ISTERI......

1. Mengajar dan membimbing dengan cara yang baik sehingga isteri isteri yang tidak solehah menyedari akan kesilapannya dan menukar cara hidupnya menjadi isteri solehah.
2. Menangani isteri yang bodoh dan keras kepala dengan bijaksana sehingga dia menyedari hakikat yang sebenarnya dan bersedia mengubahnya.

Demikianlah cara cara yang telah digariskan oleh Islam untuk mengatasi masaalah ketidaksesuaian suami isteri dalam kehidupan rumah tangga. Apabila menghadapi sebarang kesulitan, lelaki soleh tidak akan cepat melatah dan bertindak menurut nafsu dan perasaan semata-mata tanpa mengambil kira perasaan orang lain. Lelaki soleh akan bertindak dengan cara yang lebih effisien dan bijaksana dan senantiasa memohon petunjuk dari Allah swt. Dengan ini kebahagiaan rumahtangga akan dapat dikekalkan buat selama lamanya. Berlaku baik terhadap isteri Suami yang soleh akan sentiasa maenjaga kebajikan keluarganya terutama isterinya. Ia senantiasa menjaga hati dan perasaan pasangannya dan sentiasa menggembirakan isterinya. Mereka juga akan bertanggungjawab dalam menguruskan urusan rumahtangga, dan bekerjasama dengan isterinya.

Sabda Rasulullah: Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang terbaik diantara kamu terhadap isteriku. ( HR Ibnu Majah )

Tauladan Rasulullah Dalam kehidupan berkeluarga.......

A: Keadaan beliau sebagai suami dan ayah B: Kebiasaan beliau di tengah kehidupan bekeluarga C: Cinta kasih beliau terhadap isteri dan anak.

Wassalam.

dien itu adalah...

Suatu hari Nabi saw berkata kepada para sahabatnya: "Dien itu adalah nasihat", seseorang di antaranya bertanya, "Bagi siapa ya Rasulullah?" Maka Nabi menjawab, "Bagi Allah, bagi kitab-kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin masyarakat, dan bagi ummat pada umumnya."
Ketika mengulas hadits ini Imam an-Nabawi, penulis Riyadh as-Shalihin mengutip Al-Khattib mengatakan bahwa kalimat ad-din an-nasihah (Dien adalah nasihat) berarti bahwa nasihat adalah penopang Dien dan merupakan pilar Dien (qiwan ad-din wa'imaduh).
Nasihat (juga munashahah) adalah konsep Qur'ani yang muncul di beberapa tempat dalam al-Qur'an, terutama di tempat-tempat yang dijadikan rujukan tentang tujuan dan fungsi kenabian. Maka kita baca dalam ayat-ayat dimana Nabi Nuh, Shalih, Hud, dan Syu'aib as. semuanya memberitahu pengikutnya bahwa misi mereka adalah memperingatkan dan menjadi nashih (pemberi nasihat).
Nasihat harus dibedakan dengan teguran (tawbikh), karena keduanya mungkin mempunyai aspek-aspek yang sama dan mungkin terkesan tumpang tindih. Menurut Al-Ghazali, perbedaan prinsip antara nasihat dengan tawbikh adalah bahwa yang satu bersifat rahasia dan sopan, sementara yang kedua bersifat terbuka dan langsung. Di sini, pendapat Imam Al-Ghazali sesuai dengan Imam Asy-Syafi'i yang mengamati bahwa jika seseorang menasihati saudaranya dengan diam-diam, ia telah memberi saudaranya itu suatu nasihat, tetapi jika ia telah memberi saudaranya itu nasihat secara terbuka, ia telah mengejek dan meremehkan saudaranya itu.
Kedua pandangan ini dapat dilihat sebagai penjelasan dari hadits yang mengatakan bahwa 'orang yang memberikan nasihat adalah orang yang dapat dipercaya'. Lebih lanjut, Al-Muqsidi mengutip Imam Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa nasihat, seperti hishbah, merupakan kewajiban kolektif (Fardh kifayah) dan dapat diberikan begitu saja, sekalipun tidak diminta. Syari'at tidak mengatur cara pemberian nasihat, karena ia harus tetap merupakan kesadaran dan ketulusan individu. Pedoman satu-satunya dalam sunnah disampaikan melalui sebuah pandangan yang menetapkan bentuk terbaik dan nasihat bukan menetapkan prosedur untuk menyampaikannya. Karena itu nasihat harus dalam bentuk sebaik mungkin, disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Nasihat tidak boleh digunakan untuk mengungkapkan atau membuka rahasia dan kelemahan orang (tatabbu' al-awrat). Dan nasihat harus sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan bukan pada spekulasi, perkiraan, dan prasangka. Nasihat yang tidak ikhlas tidak akan memiliki nilai bahkan lebih jelek lagi jika nasihat itu didasarkan pada kesombongan (riya'). Untuk itu diperlukan dorongan dan keyakinan moral untuk membuat nasihat efektif. Hal ini hanya dapat dicapai jika kesadaran si pemberi nasihat tidak dibebani oleh ketakutan akan kewenangan atau ketakutan akan kehilangan keuntungan materi. Sumber terbesar kekuatan bathin adalah keyakinan pada Allah, dan keyakinan bahwa hanya Dia-lah yang menetapkan nasib setiap manusia.

(diambil dari Sabiluna, 27 Februari 1999