Senin, September 07, 2009

Gempa itu terasa ” Nikmat ”

Maha Besar Alloh SWT, Tuhan Semesta Alam..

Teringat kemaren waktu terjadi gempa, kala itu kebetulan aku masih fesbukan, tiba2 kursiku goyang sendiri tanpa berfikir panjang gempa kah ini ?? kulihat air di dispenser yg tinggal separuh bergoyang-goyang. Ya, ini bener-bener gempa, aku coba keluar ternyata orang-orang kebanyakan sudah pada keluar rumah, kulihat tetangga sebelah menelpon dengan rasa panik, dan orang – orang sekitar terlihat begitu tegang wajahnya. Tapi aku malah tersenyum entah kenapa orang pada keluar justru aku malah masih didekat pintu, begitu gempa susulan kedua bergoyang, bukanya aku keluar lari atau gimana malahan aku tetep berdiri sambil memegang pintu, kurasakan gempa begitu kencang. Sungguh Alloh Maha Besar !!!, goyangan itu berasa nikmat sekali, jarang – jarang aku rasakan hal yang seperti ini. Hiburan gratis loh, daripada naik odong – odong (hehe.. ). Mungkin orang bertanya ” dasar gila!! , orang pada panik ketakutan kamu malah kenikmatan !! ”, ya.. nikmat sekali, karena disaat goyangan itu terjadi, berkali – kali kata istighfar dalam hati dan mulutku senantiasa terucap. Entah kenapa setelah gempa bukanya takut terjadi apa – apa malahan bersyukur seraya berucap Alhamdulillah... diri ini masih diberi kenikmatan iman & islam...
Setelah gempa kedua selesai, kuyakinkan tak ada gempa susulan. Kuhubungi keluarga dirumah, Alhamdulillah semua dalam keadaan baik, terimakasih ya Rabb. Langsung aku browse di kompas & detik. Ternyata getaran kerasa sampai dijakarta. Wah keren !!!...
Teringat kata sahabatku. Ternyata disemua tempat yang digoyang gempa hampir semua orang panik ketakutan, terutama mereka yg pernah mengalami kejadian serupa.
Tahukah anda apa yg membuat mereka ketakutan ???, mudah saja jawabanya mereka takut mendapat predikat / gelar ”Almarhum”, alias menghadap Yang Kuasa. Ck ck ck... mereka yg ketakutan banyak yang bertitle Sarjana, Doktor, Insinyur, bahkan Proffesor.
Tetapi saat kejadian berlangsung semua lupa akan gelarnya masing – masing. Bahkan ada konglomerat, bisnisman , pengusaha - pengusaha kaya. Mereka semua punya banyak harta, punya kekuasaan, tetapi pada saat gempa kemaren mereka bukan apa – apa. Mereka ketakutan, panik bahkan tak jarang ada yang shock.

Ya Alloh Yang Maha Pengampun, ampunilah dosa – dosa hambamu ini..
Apakah masih ada diantara anda yang takut dengan ” kematian”???. Jika jawabanya ”Ya”, maka cepat – cepatlah memohon kepada-Nya untuk diberi ampunan dan senantiasa berada dijalan-Nya. Ingatlah bahwa kematian adalah pasti datangnya, dan setiap orang akan bertemu dengannya, cepat atau lambat, jauh atau dekat waktunya akan tiba. Masihkah kita disibukkan dengan urusan dunia yang tidak akan pernah kita bawa ketika kita mendapat predikat ”Almarhum” kelak ???.
Mari kita perbaiki amalan kita, mumpung masih diberi kesehatan, kesempatan, harta, usia, dan masih hidup. Semua hanya titipan, pandai – pandailah menjaga dan merawat titipan yang Alloh berikan.

Lantas bagaimana dengan para korban gempa ???,
Teringat pesan Rasul nabi Muhammad SAW, bahwa bencana yang terjadi itu diakibatkan oleh ummat yang berpaling kepada-Nya. Jika ummat itu benar – benar beriman dan bertakwa niscaya yang terjadi bukanlah bencana, melainkan ujian seberapa besar keimanan dan ketaqwaan kita terhadan-Nya ?. Namun jika terjadi pada mereka yang lalai akan ajaran-Nya, maka hal itu tak lebih dari peringatan agar mereka kembali ke jalan-Nya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Jika larut dalam sedih dan duka, maka celakalah kita, sebaiknya cepat – cepat introspeksi diri. Semut yang jatuh berkali – kali saja dia masih tetap mau bangkit tanpa mengeluh, apalagi kita yang diberi kelebihan akal. Harus bisa semangat menghadapi apapun dan semua yg terjadi pada diri kita.

Tahukah anda ??

Dengan datangnya musibah gempa, media elektronik, cetak dan sebagainya mendapatkan berkah karena mendapatkan berita yang menarik, sangat laku dijual. Dan mereka mendapatkan untung darinya. Dimana terdapat ribuan manusia yang terlibat didalamnya.

Dengan datangnya musibah gempa, maka makanan, susu, dan obat – obatan begitu laku keras, dan perusahaan pembuat makanan dan obat – obatan meraih untung darinya, dimana dalam perusahaan tersebut hidup beribu – ribu karyawan yang mencari nafkah darinya. Bukankah musibah tersebut mendatangkan rejeki tersendiri buat orang lain ??.

Dengan datangnya musibah gempa, bahan bangunan laku keras. Tukang bangunan , kontraktor, dan semua yang berkaitan dengannya memperoleh penghasilan, dimana didalamnya terlibat ribuan manusia yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Dengan datangnya musibah gempa, banyak orang bertaubat (bagi yang ingat) dimana ribuan orang merefleksikan diri, betapa kecilnya manusia, betapa tidak berartinya kesombongan, kecongkakan manusia dihadapan-Nya. Dan mereka semakin mengingat akan kuasa Alloh SWT (semoga kita juga senantiasa berdzikir). Dan ini merupakan Hidayah bagi mereka yang mau berfikir.. amin..

Dengan datangnya musibah gempa, bantuan berdatangan, sanak famili mendo’akan, semua bangsa bersimpati memberi perhatian. Betapa hal ini menguatkan kita bahwa silaturahmi dan arti persaudaraan itu sangat penting.

Dengan datangnya musibah gempa, kita menyadari bahwa hidup ini membutuhkan orang lain, hidup ini bersaudara. Tak pantas kita, memutuskan tali silaturahmi, menanamkan sifat permusuhan, dendam dan semua penyakit hati. Kita adalah satu kesatuan dalam agama Alloh, dalam negeri yg kita cintai.
Dan semua Hikmah yang mungkin kita tidak menyadari ada didalamnya...

Lantas apa yang harus kita lakukan ?

Apakah kita menunggu gempa mengunjungi keluarga kita ?
Apakah kita menunggu bencana menghancurkan segala yang kita impikan ?
Apakah kita menunggu musibah menghilangkan orang – orang yang kita cintai ?
Apakah kita menunggu peringatan dari Alloh datang baru kemudian kita tersadar....
Ternyata kita telah berada di jalan yang salah, kita tidak siap mati karena bekal – bekal kita masih sangat minim, amal – amal kita masih sangat dangkal..

Jangan tunggu sampai semua itu terjadi, mari perbaiki diri, selagi bencana belum datang (dan mudah-mudahan tidak akan pernah datang). Selagi semua yang kita miliki masih ada, selagi kesempatan masih banyak, selagi kita masih diberi kesehatan,dan pula selagi kita masih diberi ”hidup”.

Semoga Alloh senantiasa memberikan kita jalan yang lurus dan melindungi kita dari segala keburukan yang sedang dan akan terjadi pada diri kita... amin..

Jumat, September 04, 2009

Perbedaan Ta'aruf Dan Pacaran

mau tau beberapa perbedaan taaruf dan pacaran ??

tentang-pernikahan.com -

Tujuan
- taaruf (t) : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran (p) : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah ...

Kapan dimulai ?
- t : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- p : saat sudah diledek sama teman:"koq masih jomblo?", atau saat butuh temen curhat, atau saat taruhan dengan teman.

Waktu
- t : sesuai dengan adab bertamu.
- p : pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa.

Tempat pertemuan
- t : di rumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid, sekolahan.
- p : di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik dimana aja yg penting nggak ada yg ganggu..

Frekuensi pertemuan
- t : lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.
- p : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu. klo nggak tiap hari juga oke..

Lama pertemuan
- t : sesuai dengan adab bertamu
- p : selama belum ada yang komplain, lanjut......... !

Materi pertemuan
- t : kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan.
- p : cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi, curhat-curhit .

Jumlah yang hadir
- t : minimal calon lelaki, calon perempuan, serta seorang pendamping (bertiga). maksimal tidak terbatas (disesuaikan adab tamu).
- p : calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua). klo rame-rame bukan pacaran, tapi rombongan.

Biaya
- t : secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai adab tamu).
- p : kalau ada biaya: ngapel, kalau ngga ada absent dulu atau cari pinjeman, terus tempat pertemuannya di rumah aja kali ya? tapi gengsi dong pacaran di rumah doang ?? apa kata doi coba ??

Lamanya
- t : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu ?
- p : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun. ( pacaran mulu.. kapan nikahnya ? )

Saat tidak ada kecocokan saat proses
- t : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan menyebut alasannya. dan hubungan baik tetap terbina.
- p : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya. bahkan sering terjadi dendam dan saling benci setelah merasa tidak cocok,

karya : cyberjihad
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?aid=472

Jumat, Maret 06, 2009

Yana Aisyah Merasakan Nikmat Islam

Pengajian mingguan yang aku hadiri tidak seramai biasanya. Agak sunyi. Beberapa hari terakhir memang London tengah diguyur hujan hingga menyebabkan semua kegiatan rutin agak tersendat-sendat. Beberapa peserta banyak yang terkena sakit flue atau alasan lainnya.

Meski banyak yang absen, tapi hari itu ada keistimewaan tersendiri. Tiga diantara peserta yang hadir adalah dua brothers dan satu sister muallaf. Mereka adalah brother Gaffar (Jaffar) alias Gavin yang baru sembilan bulan menjadi Muslim, Jamal alias James dan sister Aisyah, gadis cantik asal Czeckolovakia.

Sebelum mengakhiri pengajian, kami memberi kesempatan kepada sahabat kami, seorang muallaf yang hadir hari itu untuk menyampaikan pendapat serta pengalaman spiritual mereka selama menjadi Muslim.

Mereka masing masing menyampaikan perasaan dan pengalaman mereka selama menjadi Muslim. Tentu pendapatnya masing-masing berbeda. Namun satu yang pasti bahwa mereka tambah yakin akan kebenaran Islam, merasakan satu ketenangan dalam jiwa mereka. Tidak itu saja, Gaffar mengatakan bahwa sejak ia kembali dari umrah Ramadhan lalu, kini ia lebih terbuka dan berterus terang dengan para pegawai, baik tetang dirinya yang sudah Muslim. Kebetulan ia seorang direktur di perusahaannya.

Konon setiap hari, ujarnya, ada saja orang bertanya tentang Islam. Tak hentinya mereka bertanya, kebetulan yang bertanya adalah orang-orang ilmuwan. “I love talking Islam in science percepective,” ujarnya. Begitu juga Jamal dan Aisyah. Maha Besar Allah. Pesan dan kesan mereka membuat kami yang lahir Muslim jadi terpacu dan terpicu untuk meningkatkan keimanan kami. Pengajian ditutup lalu disambung dengan shalat maghrib dan diakhiri dengan makan.

Enam bulan....

Saya mengenal cukup lama dengan Aisyah. Namun baru kali ini berjumpa lagi dengannya, bertepatan saat pengajian. Selama ini, sister Aisyah, begitu saya sering memanggilnya, begitu sibuk dengan kursus Arab-nya (mengaji Al-Quran) selain bekerja tentunya. Kali ini ada ada kesempatan untuk berbincang. Kita memang sudah berjanji untuk bisa berbincang soal perjalanan dan pengalaman spiritualnya menuju Islam. Akhirnya, dengan senang hati ia membolehkan saya untuk menceritakan pengalamannya dalam bentuk tulisan.

“ I let you to write my story, my journey to Islam sis, I hope it will be useful for other”, ujarnya.

Ia nampak lebih anggun hari itu. Percaya dirinya kian bertambah dengan busana Muslimnya yang kaffah serta jilbabnya yang sarat dan memenuhi syariat –padahal subhanllah ia adalah seorang muallaf alias “A new Muslim atau convert” dibanding kita yang lahir Muslim atau 'born a Muslim'.

Kepadaku, ia menceritakan kisahnya. Sebelum jadi Aisyah nama asli nya adalah Yana. Ia datang ke London 3 ahun lalu. Gadis asal Czecklo ini datang di negeri Ratu Elizabeth untuk mengadu peruntungan dan mencari pekerjaan. Baru pertama kali itulah dalam hidupnya ia melihat Muslim. Menurutnya bahwa agama Islam itu agama yang eksotik, maksudnya eksklusif hanya cocok dan melulu untuk orang Arab saja, bukan untuk orang orang Eropa, baik Eropa barat atau timur , seperti dirinya, yang berasal dari Czecklovakia. Ia tahu betul bawa agama resmi dinegeriya adalah agama Kristen.

Sampai suaru hari ia berjumpa dengan seorang lelaki asal Pakistan. “Kami berteman,” ujarnya. Suatu petang mereka bercakap-cakap disuatu warung kopi atau cafĂ© sambil makan sore. Kami terlibat dengan percakapan soal agama sampai percakapan tentang agama Islam dan Muslim. Diakhir percakapan itu Aisyah mengajukan pertanyaan yang membuatnya terkejut:

“He asked me if I would to convert to Islam. I answered",

“Never! I can’t do something like this. It’s a really crazy idea!".

"Nggak bakalan deh saya melakukan yang begituan. "Wah itu bener bener gila kalau saya masuk Islam, lalu ia bertanya lagi".

“Why?“

“I answered,”Because I like to wear top, T-Shirt and jeans and I like to do sunbathing and swimming and so on and so on....” (Karena saya suka pakai baju blus biasa, T-shirt dan celana jeans, juga saya suka berenang dan berjemur di matahari).

“Saya heran kenapa temanku ini kok aneh banget? Ngajakin saya masuk Islam. Ganti agama?. Ah, yang bener aja, emang gampang?" itulah kira-kira yang ada dibenak Aisyah kala itu.

“Ketika kami berpisah, entah bagaimana si lelaki ini telah meninggalkan suatu kesan di hati saya. Sangat membekas. Cukup dalam. Tak hentinya saya memikirkan percakapan petang itu, baik tentang Islam, Muslim dan permintaan atau pertanyaan dia kalau saya mau masuk Islam. Saya tak paham, lalu saya berkata. "Ah, gila dia," kenang Aisyah.

“Tapi… kenapa lantas saya tak hentinya memikirkan ini. Terus terang hal ini berputar-putar di benak saya. Tak ubahnya seperti korsel. Hati saya dibolak balik seperti juga saya membolak balikan tubuh saya ditempat tidur dimalam itu. Saya tak bisa tidur. Ya, Semalaman!”.

“Uh, rasanya saya tak sabar menanti hari esok, ingin rasanya matahari cepat datang dan terbit. Hmm saya dibuat penasaran oleh dia, si lelaki Pakistan itu. Ia telah membuat saya begitu interest sama agama ini hingga saya berbicara pada diri saya: “Ok it will be interesting to read something about this religion,” saya tertantang jadinya.

“Esoknya saya bergegas ke warnet lalu saya cari situs tentang Islam dalam bahasa Czech tentunya agar mudah saya pahami. Setelah saya baca secepatnya saya memilih artikel: “Posisi Wanita Dalam Islam”…dan betul betul membuat saya terperangah dan bahkan membuatku terpaku. Saya mikir."

“Betapa tingginya peran dan posisi wanita dan berapa banyak haknya Wanita dalam Islam’. Itu kesan pertama saya,” ujarnya.

“Kemudian saya lanjutkan dengan membaca beberapa artikel lainnya. Ia bagai sebuah magis. Kekuatan magnitnya begitu menerpa jantung saya. Kuat sekali. Saya tertarik.”

“Dari yang saya baca saya menyimpulkan betapa agama ini begitu toleran terhadap agama lainnya, tidak memandang suku, ras dan warna dan mengumpamakan bahwa kita ini bersaudara, bagai satu tubuh, mengundang persatuan”.

“Saya kopi-paste artikel ini ke dalam USB, lalu saya print sehingga saya bisa membaca di rumah. Sejak itu saya terus membaca Islam. Ibaratnya saya seperti orang kehausan. Tambah banyak saya membaca Islam, betambah banyak saya ingin tahu. Sampai kepada satu kesimpulan bahwa secara filosofi Islam ini begitu penuh dengan kedamaian dan apapun yang ditawarkan oleh Islam sepertinya serba masuk akal dan sangat fitrah. “Islam is peaceful and every thing makes sense in Islam”, demikian kata Aisyah.

***

Suatu hari, Aisyah mengaku rindu akan keluarganya dan ingin memiliki Al-Quran dengan terjemahan dalam bahasa Czeck yang tidak ia dapatkan di London. Akhirnya ia pulang ke Czeck untuk mengobat rindu kepada keluarga sambil liburan. Di sana ia membeli kitab Al-Quran dalam dengan terjemahan bahasa Czeck. Ia baca kitab suci ini ini berulang-ulang, sungguh ia terpana dibuatnya. Salah satu ayat yang membuatnya terpana adalah ayat di bawah ini:

“The good deed and evil deed cannot be equal. Repel (the evil) with one which is better (i.e. Allah orders the faithful believers to be patient at the time of anger, and excuse those who treat them badly) them verily he, between whom and you there was enmity, (will become) as though he was a close friend.”

(Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34))

“Ayat ini telah betul-betul merasuk ke hati saya, sangat dalam”, ujarnya ketika ia membaca ayat 34 surat Fushilat.

Waktu terus berjalan. Kira-kira enam bulan. “Perasaan ini kian menguat bahwa saya ingin sekali mengikuti agama ini," ujar Aisyah.

“Saya kembali ke Czeckoslovakia untuk liburan lagi sambil ingin mengatakan kepada kedua orangtua saya tentang agama Islam yang sedang saya pelajari dan saya cinta. Alhamdulillah, mereka berdua tidak keberatan sama sekali".

"Kok bisa sis, mereka tidak kecewa, marah atau bersedih,” tanyaku. “Well, kami di Czecko, terutama di keluarga sama sekali hampir tidak pernah berbicara soal agama. Ke gerejapun, saya hampir tidak pernah melihat mereka pergi, walaupun mengaku beragama Katolik (Roman Catholic). Kami di Czecko memang di sana rata-rata Katolik," ia menambahkan.

“Atas restu kedua orangtua saya akhirnya saya balik ke London dan mengikrarkan syahadat pada bulan Maret 2006. Ah ternyata tidak susah ya menjadi Muslim, hanya mengucapkan, “ ujarnya.

"ASHHADU ANLA ILAHA ILLA-ALLAH WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAN RASULAHH". I witness that is not got except Allah and I witness that Muhammad is messenger of Allah.” (Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah)

Sejak bersyahadat Aisyah merasa berbahagia dan mendapatkan ketenangan, dan ia lebih intens belajar Islam serta belajar bahasa Arab. Di akhir pekan ia belajar bahasa Arab (maksudnya belajar mengaji). Meski ngaji nya masih rada alot kedengarannya. Namun ia berupaya keras menghafal surat-surat pendek untuk shalat.

“Islam menurutku, sangat mudah praktis,” ujarnya. “Bahwa Islam itu tidak cuma shalat lima waktu, pake jilbab.. tapi Islam adalah cara hidup atau ‘A way of life..ad-Dien, menurut saya bahwa Islam adalah apa yang kita kerjakan dari pagi hingga petang.”

Niqab Aisyah

Bulan September, enam bulan usadi bersyahadat, Aisyah menggunakan abaya atau baju Muslimah. Sebelumnya, untuk beradaptasi saat pulang ke Czeck dia cuma pake baju biasa. Rok panjang, blous tanpak jilbab. Itupun sudah membuat teman-temam di kampusnya terkejut melihat perubahan itu. Dia potong kukunya pendek dan tidak lagi mengenakan kutek. Saudara sepupunya yang seusia, bahkan sempat marah dan tidak suka saat ia tahu Yana masuk Islam. Bahkan beberapa saat mereka tidak saling menyapa dan bicara.

Lebaran 2006 lalu, saya terkejut. Sebab saya temukan ia memakai niqab (cadar). Lebih terkejut lagi setalah tahu bahwa ia telah melepas cadarnya. “Kenapa dilepas, “ bagitu tanyaku kala itu. Menurut Aisyah, dia tahu itu tidak diwajibkan dan banyak pendapat beberapa imam (scholar) yang berbeda.

Semenjak beralih memeluk Islam, Aisyah sangat rajin belajar agama dan mengaji. Kini, ia memiliki seorang guru asal Pakistan.

“Guru saya seorang Syeikh (baca ustadz), asal Pakistan, mengatakan bahwa Islam itu bukan sebuah agama kekerasan, opresi (opressed) menekan atau pemaksaan, tapi Islam adalah agama pertengahan dan mencari keseimbangan dalam segala aspek di dalam kehidupan kita sehari-hari. Islam bukan agama hanya ibadah ritual saja, bukan pula agama ke-rahiban, atau sebaliknya mencari dunia saja dan melupakan Tuhan atau kematian. Dalam Islam ada waktu untuk menyembah Allah, waktu untuk keluarga, bermain dengan anak-anak, berinteraksi dengan manusia, berbuat kebaikan, bekerja atau studi dan bahkan kita diperintahkan untuk santai. Semua itu adalah ibadah.” Demikian ujarnya.

“Saya tengah meniti menjadi Muslim yang betul-betul akan berada pada tingkatan bahwa saya akan bisa merasakan melihat Allah, walau bukan dengan kasat mata. Artinya apapun yang saya lakukan saya tahu Allah menyaksikan perbuatan saya, saya mengutip ini dari apa yang Rasulullah sampaikan disalah satu hadits.

“Sis, jika ada orang bertanya, seperti apa rasanya menjadi seorang Muslim. Apa yang akan Anda jawab?”, begitu tanya saya pada Aisyah.

“Saya akan menganalogikan seperti makan buah apel deh. Saya akan katakan kepada mereka untuk merasakan buah apel, Anda harus mencicipi dan memakannya sendiri. Di situ Anda akan tahu seperti apa indah dan lezatnya buah apel. Rasa buah apel ini hanya bisa dirasakan dinikmati kalau Anda mau memakannya sendiri."

Sebelum menutup pembicaraan, Aisyah mengundang bagi mereka yang belum tahu rasanya bagaimana menjadi seorang Muslim agar bisa merasakan bagaimana nikmatnya berislam.

"Let’s taste the feeling to be a Muslim", undangnya.


[London, 6 Januari 2006 by Al-Shahida, email: al_shahida@yahoo.com, www.hidayatullah.com]

cangkir yang cantik.

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

***

Teman, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah.

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan -bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai.Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk Anda.

Sudah benarkah Puasa Kita ?


Rasulullah SAW bersabda : "Puasa adalah perisai (tabir penghalang dari perbuatan dosa). Maka apabila seseorang dari kamu sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan sesuatu yang keji dan janganlah ia berbuat jahil." (Hadits Riwayat Bukhari - Muslim)

"Lima hal yang dapat membatalkan puasa: berkata dusta, ghibah (menggunjing), memfitnah, sumpah dusta dan memandang dengan syahwat." (Hadits Riwayat Al-Azdiy)

"Barangsiapa yang tidak dapat meninggalkan perkataan kotor dan dusta selama berpuasa, maka Allah S.W.T tidak berhajat kepada puasanya." (Hadits Riwayat Bukhari)

“Orang yang menggunjing dan mendengarkan gunjingan , keduanya bersekutu dalam perbuatan dosa.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani)

"Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari puasanya itu kecuali haus dan lapar." (Hadits Riwayat Turmudzi)

Imam Al-Ghazali berkata : "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan dari puasanya itu, selain lapar dan haus. Sebab puasa itu bukanlah semata-mata menahan lapar dan haus, akan tetapi adalah menahan hawa nafsu. Boleh jadi orang tersebut berdusta, menggunjing dan memandang dengan syahwat, sehingga yang demikian itu membatalkan hakikat puasa." (Ihya' Ulumiddin)

Para Ulama berkata: "Betapa banyak orang yang berpuasa padahal ia berbuka (tidak berpuasa) dan betapa banyak orang yang berbuka padahal ia berpuasa." Yang dimaksud dengan orang yang berbuka tetapi berpuasa ialah menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan dosa sementara ia tetap makan dan minum. Sedangkan yang dimaksud dengan berpuasa tapi berbuka ialah yang melaparkan perutnya sementara ia melepaskan kendali bagi anggota tubuh yang lain." (Ihya' Ulumiddin)

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya puasa itu adalah amanah, maka hendaknya masing-masing kamu menjaga amanahnya." (Hadits Riwayat Al-Kharaithy)

Sudahkah kita menjaga puasa kita ?


(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)

Menjadi Orang Bermanfaat

Menjadi Orang Bermanfaat
Oleh : Abduh Zulfidar Akaha

Suatu ketika, Hasan Al Bashri menyuruh beberapa muridnya untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Dia berkata, "Temuilah Tsabit Al Bunani dan pergilah kalian bersamanya." Lalu, mereka mendatangi Tsabit yang ternyata sedang iktikaf di masjid. Dan, Tsabit minta maaf karena tidak bisa pergi bersama mereka. Mereka pun kembali lagi kepada Hasan dan memberitahukan perihal Tsabit.

Hasan berkata, "Katakanlah kepadanya, 'Hai Tsabit, apa engkau tidak tahu bahwa langkah kakimu dalam rangka menolong saudaramu sesama muslim itu lebih baik bagimu daripada ibadah haji yang kedua kali?'" Kemudian, mereka kembali menemui Tsabit dan menyampaikan apa yang dikatakan Hasan Al Bashri. Maka, Tsabit pun meninggalkan iktikafnya dan pergi bersama mereka untuk membantu orang yang membutuhkan.

Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Bisa dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan bantuan dalam bentuk materi, memberi pinjaman, memberikan taushiyah keagamaan, meringankan beban penderitaan, membayarkan utang, memberi makan, hingga menyisihkan waktu untuk menunggu tetangga yang sakit.

Pimpinan yang baik juga bermanfaat bagi bawahannya, sebagaimana penguasa yang adil pun bermanfaat bagi rakyatnya. Bahkan, membuat orang lain menjadi gembira juga termasuk amalan bermanfaat yang dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membantu kesusahan seorang mukmin dari beberapa kesusahan dunia maka Allah akan membantu kesusahannya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat. Dan, barang siapa yang meringankan beban orang kesulitan maka Allah akan meringankannya dalam urusan dunia dan akhirat." (HR Muslim dan Ahmad).

Adalah ironi jika banyak orang kaya yang lebih senang naik haji berulang kali daripada membantu kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan. Banyak juga orang kaya yang jor-joran membangun masjid mewah, sedangkan di sekelilingnya masih banyak kaum fakir miskin yang membutuhkan bantuan. Padahal, Allah tidak butuh disembah dengan indahnya masjid ataupun ibadah haji yang berulang-ulang. Wallahu a'lam bishshawab.



REPUBLIKA

Rabu, Maret 04, 2009

Dua Sisi

assalamu'alaikum

mengapa dua sisi ??,,
yah, diantara kita mungkin pernah atau sering memiliki rasa tak nyaman karena pertengkaran dalam hati, jika niat kita baik maka sisi buruk kita akan mengatakan jangan lakukan, begitu pula sebaliknya..

sobat.. sering mungkin timbul prasangka, mengira - ira, atau menebak sikap orang lain meski dalam hati, misal " orang ini koq sifatnya jelek amat", " si dia koq nyebelin banget sih", " kamu koq cerdas banget sih...", " mereka kok keliatan ceria terus sih.. "..

yups.. itulah persepsi,
dalam pandangan kita sering timbul berbagai macam persepsi sehingga muncul perasaan yang kadang berlawanan dalam hati..

setiap manusia memiliki dua sisi, dimana ada sisi kebaikan dan sisi keburukan.
bisa juga dikatakan dengan sisi kelemahan dan kekuatan.

beberapa hal yang mungkin sering kita abaikan dalam menilai orang lain atau menilai diri sendiri adalah hanya melihat satu sisi saja,

misalkan dalam pandangan kita ada seorang yang buruk tingkah laku dan ucapanya,
selama persepsi atau pandangan kita negatif maka selama itu pula kita akan melihat ia buruk.
begitu pula sebaliknya. jika persepsi kita positif maka dimata kita ia akan terlihat baik.

jangan melihat orang lain dari sisi negatifnya saja

hal ini sangat penting, jika dalam fikiran kita hanya memikirkan sisi negatif dari seseorang maka saat itu pula sebenarnya kita telah menjadi orang itu..

lihat sisi positif.
jika kita melihat sisi positif dari seseorang, maka tanamkan pada diri kita.
jika mata kita hanya melihat sisi jelek seseorang maka mata hati kita pun akan tertutup

karena kita memiliki kelebihan yang mungkin orang lain tidak punya, kembangkanlah kelebihan itu.. gunakan untuk menutupi atau bahkan menghilangkan sisi kelemahan kita,

jangan terfokus dengan kekurangan yang kita miliki,, jadikan itu suatu cambukan bahwa sesungguhnya dibalik kelemahan terdapat kekuatan yang mampu mengidupkan nilai nilai positif dalam diri kita.

Kamis, Februari 12, 2009

under maintenance

Assalamu'alaikum wr. wb.


karena belum sempatnya waktu yang tersedia..
mohon maaf apabila kandungan materi untuk saat ini
belum bisa di update

mohon do'anya agar senantiasa istiqomah, fastabiqul khoirot!!

Wassalamu'alaikum wr. wb